Jumat, 27 November 2009

JILBABKU SAYANG



Mendefinisikan “jilbab”, tentu tak lepas dari kesepakatan para ulama tentang kriteria yang wajib dipenuhi busana muslimah. Seperti yang tertuang dalam kitab Fiqih Wanita yang ditulis oleh Ibrahim Muhammad Al-Jamal.

Pertama, Menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan Kedua, Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang menutupinya. Ketiga, Tidak tipis temaram hingga warna kulit masih bisa dilihat. Keempat, Tidak menyerupai pakaian laki-laki. Kelima, Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang. Keenam, Tidak menyerupai pakaian wanita kafir. Ketujuh, Dipakai bukan untuk memamerkannya.

Selain kriteria di atas, perlu diingat bahwa pemakaian kerudung harus sampai menutup dada. Hal itu disebutkan secara gamblang dalam surat An Nuur:31. “…
dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya.

Ketika seorang jilbaber ingin terlihat menarik di mata setiap orang yang memandangnya, sesungguhnya ia sedang berusaha mempertemukan dua hal yang bertolak belakang dalam Islam. Karena justru yang menjadi alasan penting seorang muslimah diperintahkan berjilbab, adalah untuk meredam daya tarik tubuhnya yang memang luar biasa.

Adalah sebuah kenyataan, bahwa bagi setiap laki-laki, daya tarik seorang wanita ibarat tipu daya yang tidak bisa dianggap enteng. Dalam surat Yusuf ayat 28, Zulaikha disebutkan memiliki tipu daya yang besar(inna kaida kunna ‘adzim). Bandingkan dengan sebutan yang Allah SWT berikan untuk tipu data syaitan…”
sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS.An Nisaa’:76). Bayangkan!

Wanita memang menarik, tapi bukan berarti ia hidup hanya untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Karena ia dapat menjelma menjadi sosok-sosok yang mulia, cerdas, dan terhormat. Dan untuk menjadi sosok yang demikian, tentu Sang Kholiq-lah yang paling tahu bagaiamana caranya. Dan jilbab, adalah sebuah resep sederhana yang dapat mengangkat derajat wanita.

Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS.Al Ahzab yat 59)

Jilbab, bukanlah seperangkat asesoris, atau sekedar mode busana yang aturan pakainya dapat diatur sesuai selera si pemakai. Jilbab adalah sebuah simbol penghambaan diri seorang muslimah terhadap ketentuan Rabb-Nya, sebuah pengakuan bahwa Allah ‘azza wa jalla berhak penuh mengatur kehidupannya.

Muslimah berjilbab, adalah kontributor dalam menciptakan kondisi pergaulan yang sehat. Itulah sebabnya, berjilbab, dengan memahami esensi dan persyaratannya bernilai ‘ibadah di sisi Allah SWT. Memiliki niat baik memang tak berarti luput dari godaan syaithan. Karena syaithan begitu lihai melihat celah yang bisa ia susupi untuk menipu manusia.

Dengan tipu dayanya, seorang manusia dapat memandang baik sebuah perbuatan yang sebenarnya buruk di mata Allah SWT.
Dan ketika syaithan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka…” (QS.Al Anfal:48).

Maka, seorang muslimah hendaknya dapat memastikan untuk apa dan bagaimana ia berjilbab. Tidak terpengaruh sama sekali dengan berbagai model jilbab yang ada. Ia tak perlu memilih jilbab cafe, jilbab KD, atau jilbab Maimunah yang harus ia kenakan.
Jilbab. Itu saja! Dengan segala kemuliaan yang terkandung di dalamnya…

sumber: majalah Al Izzah


| Free Bussines? |

1 komentar:

comment yaa.....