Senin, 21 Februari 2011

Kehomogenan sosial

Saat kehomogenan begitu terasa
Maka keheterogenan pun menjadi sirna

Keterlibatan dalam sebuah pemikiran
Pemikiran yang homogen

Keterlibatan dalam sebuah aturan
Aturan untuk kehomogenan sosial

Sulit untuk mengikutinya
Tapi memang harus diikuti

Sulit untuk melepasnya
Namun memang tidak boleh dilepas

Jika sudah terjun dalam sebuah kehomogenan
Merasa sulit kembali pada heterogen sosial
Memang, sudah terlanjur basah

Jika sudah begitu...
Sekalian saja, terjun...
basah,,, kuyup..........


Terasa asing dalam sebuah fenomena heterogen sosial
Pun jika kembali pada kehomogenan,
Merasa terkucil karena ‘beda’
Entah beda dalam arti sesungguhnya
Atau memang beda dalam angan belaka

Sulit menemukan jati diri sendiri
Seolah hanya ingin mengikuti aturan
Aturan yang tidak membuat ‘beda’
Aturan yang memang selalu harus dilaksanakan
Atas nama ‘kebenaran’

Iyaa, begitulah seharusnya...
Tetap mengikuti alur kehomogenan ini
Untuk menghilangkan ‘beda’
Agar tiada lagi dikucilkan

Dan saat kembali pada keterogenan
pun terlihat menjadi mahkluk ‘homogen’

sulit,,, sungguh sulit...............

sudah... 
Biar waktu yang menjawab...
Akan seperti apa aku di masa datang



(Aku dalam sebuah renungan)

Read More..

Jumat, 18 Februari 2011

sebuah ide yg terlewat: menjaga pulau dengan hutan


Tulisan ini sebenarnya saya tulis untuk mengikuti sebuah kompetisi blog, namun karena saya tidak teliti membaca peraturan, jadi terlewat. Hmmm,,, daripada mubadzir krn sudah di tercetus ide, maka saya postkan saja ‘keisengan’ saya ini,,,, selamat menikmati :)


Sebenernya saya agak susah untuk menulis dalam bahasa ilmiah yang baku apalagi dengan tema-tema yg spesifik, saya lebih menikmati menulis sesuatu yg merupakan pengalaman pribadi saya, meskipun pada akhirnya, blog saya terlihat seperti ajang curhat.hehehe... pada kesempatan ini juga saya ingin sedikit berbagi cerita pengalaman saya tentang lingkungan.

Suatu hari saya pergi ke sebuah objek wisata air di dekat rumah saya. Kebetulan rumah saya berada dekat dengan laut, tepatnya Laut Jawa. Meskipun bukan tergolong pantai pasir, objek wisata ini tetap terlihat begitu menarik dengan berbagai macam wahana air, namun satu yang menarik perhatian saya, pada sisi kanan pantai tersebut (agak menjorok ke daratan) saya melihat batu beberapa batu nisan dan sisa pagar yang mengelilinginya. Saya menduga, tempat itu adalah kompleks pemakaman penduduk.  Yang membuat saya heran adalah, untuk apa para penduduk membuat kompleks makam di daerah berair seperti itu??? maka, atas nama kepenasaran, saya bertanya pada salah seorang  petugas objek wisata tersebut...


Faktanya adalah, daerah tersebut merupakan sebuah desa dengan jumlah kepala keluarga 100 orang (100 orang ini baru kepala keluarganya blm termasuk anak-istrinya) kemudian desa ini ‘lenyap’ dan yang saya lihat tadi adalah kompleks pemakaman desa artinya tidak ada ¼ dari luas desa tersebut. Wow! Amazing, bagaimana bisa desa tersebut hilang dan lenyap begitu saja??? usut punya usut hal ini disebabkan abrasi air laut karena penduduk di desa ini tidak terlalu peduli dengan adanya tanggul yang menyangga tanah dengan debur air laut. Mereka menebang pohon mangrove sembarangan dan tidak menjaga ekosistemnya. Lalu bagiamana seharusnya???


Mari kita diskusikan bersama. Pertama apa sih abrasi itu? Abrasi adalah pengikisan tanah di pantai karena debur ombak air laut. Abrasi bisa juga disebut sebagai erosi yang terjadi di daerah pantai. Lalu bagaimana abrasi dapat ‘melenyapkan’ sebuah desa??? Daerah tepi pantai yang tidak memiliki pelindung atau penyangga dari hempasan ombak pantai, kelamaan tanahnya akan terkikis dan hilang menjadi satu dengan laut. hal ini dapat ditanggulangi dengan mebuat tanggul sepanjang pantai untuk melindungi bibir pantai dari abrasi. Tanggul ini dapat berupa tanggul yang dibuat oleh manusia maupun tanggul alami. Tanggul alami yang dimaksud di sini adalah penanaman pohon mangrove sepanjang bantaran pantai untuk menyangga tanah pada pantai agar tidak terjadi erosi pantai.

Kenapa sih kita harus memilih menahan abrasi dengan hutan mangrove? Kenapa tidak dibuat tanggul dari beton atau sejenisnya? mari kita bahas bersama-sama... hutan mangrove merupakan penahan abrasi paling kuat karena ia tumbuh dan berkembang dan secara alami akan menahan tanah pantai hingga menghindari erosi pantai. Secara umumnya kita dapat melihat manfaat pohon-pohon yang banyak ditanam untuk menghindari terjadi erosi tanah dan tanah longsor. Kurang lebih begitulah sistem pelindungan oleh hutan mangrove. Seperti manfaat hutan pada umumnya, hutan mangrove juga berfungsi sebagai paru-paru karena dapat menyerap CO2 dan menghasilkan O2 sehingga dapat membantu mengurangi polusi yang banyak terjadi.


Tidak hanya melindungi suatu daerah dari erosi pantai, namun juga menjadi habitat biota laut seperti udang, ikan kecil, kerang, kepiting, dan lain sebagainya. Hutan mangrove biasanya digunakan untuk proses pemijahan, perlindungan, mencari makan bagi biota-biota tersebut. Selain itu banyak juga hutan mangrove yang menjadi habitat hewan-hewan yang tidak hidup di air dan menjadi endemik seperti monyet, bunglon, maupun harimau yang sudah hampir punah.
Keuntungan menjaga kelestarian hutan mangrove tidak cukup sampai di situ saja. bila kita mau menjaga kelestariannya selain menjaga tanah dari abrasi, biota-biota laut yang berkembangbiak di hutan ini dapat dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari baik dikonsumsi sendiri maupun diperjual-belikan. Selain itu, hutan mangrove yang indah juga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung, artinya kawasan hutan mangrove dapat dijadikan objek wisata bahari.

Jadi sama sekali tidak ada ruginya jika kita ikut serta melestarikan hutan mangrove agar wilayah kita tidak semakin berkurang. Hilangnya suatu kawasan bukan hanya karena ‘klim’ negara lain terhadap kawasan tersebut, bisa jadi kita sendiri yang telah menhilangkanya. Silahkan search di internet dengan mesin pencari apapun berapa banyak wilayah kita yang ‘lenyap’ karena kita tidak terlalu perduli dengan ekosistem hutan mangrove, tidak hanya satu-dua wilayah, namun banyak sekali yang terlanjut hilang.


Sekarang setelah kita tahu begitu besar manfaat hutan mangrove, kenapa tidak kita ikut membantu pemerintah memberikan sosialaisai kepada masyarakat awam khususnya yang bertempat tinggal di daerah pantai untuk melestarikan keberadaan hutang mangrove. Tidak menebang pohon mangrove sembarangan dan menjaga ekosistemnya dengan baik.


Haruskah kita menunggu wilayah kita hilang karena abrasi baru kita sadar bahwa hutan mangrove begitu penting??? Silahkan menelaah sendiri ^___^
Read More..