Jumat, 31 Desember 2010

Ketika kemampuan eksak seorang non-eksak dipertanyakan.

Anda DIVONIS sebagai orang yang mempunyai kecerdasan non-eksak yang melejit namun ternyata tak sebanding dengan kemampuan eksak anda yg jauuuuuuhhh dibawah rata-rata???? Dan UNTUNGnya, anda telah terjun ke dalam dunia ke-eksak-an untuk waktu yang tidak dapat ditentukan kapan akan diakhiri, kecuali anda memutuskan untuk mundur dan mencari jalur non-eksak sesuai dengan profiling anda.
Cuma ada 2 pilihan bagi orang-orang yang telah divonis memiliki kemampuan eksak jauuuuh dibawah rata-rata.


Yang pertama adalah lepaskan semua tentang eksak lalu pindah haluan ke non-eksak dimana di sana anda telah menjadi paket langsung jadi dan tinggal mengikuti alur perkembangan diri anda

Yang kedua adalah bertahan pada bidang eksak dan dengan kerja keras sekuat tenaga menyeimbangkan kemampuan eksak dan non-eksak anda dengan memanfaatkan segala kelebihan non-eksak yang anda miliki.


Sulit tidak pilihan itu???? Hmmmm,,, personally I answer: YES, It’s difficlut to choose,,, tapi semua dikembalikan pada diri anda masing-masing.


Well,,, sekarang mari kita bahas bagi anda-anda yang memilih untuk tetap bertahan dan berusaha menyelaraskan kecerdasan eksak dan non-eksak anda. Tentulah menyeimbangkan semua itu tidak semudah menyeimbangakan timbangan beras (hehehehe) oleh karena itu, di sini saya ingin sedikit berbagi tips cara-cara yg mungkin dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kemampuan eksak “kita”. Saya memang bukan expert-nya dalam bidang ini, tapi tenang saja, semua yang saya tulis dalam artikel kali ini berdasarkan konsultasi dengan psikolog dari kampus saya yang tentu saja ahli dalam bidang ini.

Oke pertama mari kita definisikan, apa sih sebernernya kemampuan non-eksak itu? Kemampuan non-eksak itu meliputi kemampuan bahasa dan analisis yang lebih menonjol dibanding dengan kemampuan berhitung dan daya juang kerja yang relatif rendah.
Kemampuan bahas sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk menerima informsi lebih cepat baik secara implinsit maupun eksplisit, kita cenderung mudah mengingat hal yang terkadang tidak terlalu penting namun disampaikan secara implinsit.
Orang dengan kemampuan non-eksak yang menonjol cenderung praktis saja dalam berfikir dan tidak terlalu berminat pada hal yang dianggap tidak disukainya. Namun pada hal-hal yang dia sukai, orang non-eksak akan berusaha dengan keras untuk mendapatkan hasil yang baik. Baginya, kegagalan adalah cambuk untuk menjadi labih baik. Berbanding terbalik dengan hal-hal yang tidak disukai, setelah gagal, kita cenderung merasa down dan ‘agak’ susah bangkit.


Oleh karena itu, hal pertama yang harus kita lakukan adalah: Cintailah bidang anda, jurusan anda, ataupun pekerjaan anda, meskipun sesungguhnya kita telah ‘divonis’ tidak terlalu cocok dengan bidang tersebut. Namun, dengan mencintai bidang tersebut,, pasti kita jadi semangat untuk mempelajari, dan menekuni semua hal tentangnya.


Lanjuuuttt....

Bagi kita yang masih duduk di bangku sekolah ataupun kuliah, tentulah agak kesulitan mengikuti pelajaran macam fisika, math, dkk-nya (hehehhee,, kok curhat). Ini wajar, kata ibu psikolog, kan tadi diatas udah diterangin diatas klo kasusnya tuuh kemampuann eksaknya dibawah rata-rata,,, jadi kemampuan hitung dan daya juaang sangat rendah. Makanya aga susah nangkep pelajaran yang rumit-rumit.... wex??? But, kenyataanya adalah... ‘kita’ sebagai makhluk yang diberi kemampuan lebih dibidang non-eksak akan sangat mudah menagkap informasi-informasi yang kita dengar, lihat, dan kita raskan (sesuai dengan keistimewaan kecerdasan bahasa). Jadi mamfaatkan kemampuan itu untuk menangkap secara utuh informasi yang diberikan dosen atau guru. Waktu kita didalam kelas, adalah waktu optimal kita untuk menangkap semua informasi dari dosen/guru. Jadi, jika ragamu ada di dalam kelas, maka otakmupun juga harus ada di dalam kelas, jangan sampe jalan-jalan sendiri...hohohoohoo...

Perjuangan untuk memahami materi tidak berhenti sampai di situ saja... bagi kita mengulang-ulang materi adalah hal yang sangat penting... jadi usahakan pada malam harinya, ulang materi yang telah diberikan dan ‘biarkan’ otakmu rasakan sensi berpikir yang optimal.

Kelebihan lain dari kemampuan non-eksak kita yang melejit untuk meningkatkan kemampuan eksak kita yang dibawah rata-rata yang juga dapat kita manfaatkan adalah berpikir kritis. Orang-orang yang memiliki kecerdasan bahasa cenderung memiliki cara berpikir yang kritis, memiliki segudang pertanyaan yang menuntut dijawab dengan segera. Jika biasanya kita bertanya untuk mengkritisi orang lain, kali ini pada materi yang kita blm bisa ini, kritisilah dirimu sendiri, tanyalah pada dirimu sendiri, hindari bertnya secara terus menerus kepada orang lain karena itu hanya akan menstimulus otakmu untuk malas berpikir. Iya, sebagai manusia dengan kemampuan non-eksak yang tinggi, kita juga dianugrahi kemampuan analisis yang tinggi juga. Oleh karena itu seharusnya kita tidak mengalami kesulitan untuk memahami sebuah konsep, dan untuk penerapan pada hitungan tinggal bagaimana kita membiasakan otak kita untuk mau berpikir. Hindari terlalu sering bertanya, coba pecahkan masalah sendiri, dan stimulus otakmu untuk giat berpikir. Bertanyalah hanya jika kamu ‘bener-bener’ sudah membaca, dan bener-bener tidak mengerti.

Memang bukan perkara mudah menyeimbangkan kemampuan eksak dan non-eksak, namun hal ini bukan tidak mungkin di lakukan. Dulu ketika kita sama-sama duduk di bangku SMP, profiling kecerdesan kita cenderung sama, kamudian, ketika SMA saat A masuk jurusan IPA dan B masuk jurusan IPS, maka profiling kecerdasan menjadi berubah, yang sosial cenderung ke non-eksak, dan yang sains cenderung ke eksak... begitu pula saat ada pada bangku kuliah, semua adalah sebuah pembiasaan dan kebiasaan.
Sekali lagi, bagi siapapun yang telah divonis memiliki kecerdasaan eksak dibawah rata-rata dan masih ingin betahan pada bidang eksak seperti macam-macam jurusan pada bidang teknik, bersyukulah karena kita diberi kesempatan untuk berjuangan, berjuang untuk belajar. Profiling kita yg menunjukkkan kemampuan eksak dibawah rata-rata masih ada kesempatan untuk menyeimbangakannya bahkan bisa menjadi kelebihan luar biasa, namun dengan catatan: berjuang dengan keras dan sungguh-sungguh, jangan kenal lelah. 

Profiling kita sekarang belum tentu menunjukkan diri kita yang sesungguhnya.
Bagi yang memutuskan untuk mundur dan berpidah haluan,,, segeralah bangkit, dan bangun sebelum anda basah terlalu kuyup,,, kata bu psikolog: jika anda ingin pindah jurusan, pilihlah jurusan komunikasi, public relation, sastra, hukum, politik dkk-nya, karena anda adalah paket jadi pada bidang tersebut, setelah itu, tinggal ikuti alur dan arus yang membawa anda pada kesuksesan. Bangkit dan teruslah berjuang! ^^

Hehehehe,,, semoga tulisan saya bermanfaat, meskipun tips yang saya tulis belum tentu cocok diterapkan pada individu yang berbeda. Yang jelas kecerdasan apapun yang anda miliki: berani memilih, mantapkan pilihan dan siap dengan segala konsekuensinya. Bismillah. :)

Read More..

Kamis, 23 Desember 2010

Alhamdulliah, saya jatuh cinta :)



Pada kesempatan kali ini, saya ingin sedikit berbagi mengenai apa yang telah saya dapatkan saat berdiskusi dengan teman saya _wilda_ mengenai fenomena ‘jatuh cinta’ pada diri seorang akhwat, hehehe

Hmmmm,,, gak niat menggurui kok, cuma mau share pendapat aja,,, ^^
klo ada kebenaran itu datangnya dari Allah, klo ada kesalahan itu datangnya semata-mata dari saya sebagai manusia biasa (mbak mentoring: mode on, hehehehe)

Jatuh cinta itu wajar bukan? Hehehhee,,, saat kita jatuh cinta, hendaknya kita mengucapkan tiga kali Hamdallah, why?

Yang pertama, Alhamdulillah karena Allah memberikan anugrah untuk mencintai lawan jenis. Naaah,, coba aja klo kita mencintai sesama jenis, bisa tambah dosa kita. Hahahhahaa... maka, bersyukurlah untuk yang dianugrahi cinta pada lawan jenis :)

Yang kedua, Alhamdulillah karena dengan diberi anugrah, kita dapat terus mengingat Allah.
Klo yang ini memang agak sulit, karena biasanya setelah merasakan debaran ‘cinta’ kita cenderung melupakan Allah, oleh karena itu, kita harus mengubah paradigma itu sehingga dengan anugrah cinta yang Dia berikan, kita tetap meningkatkan cinta kita pada-Nya.

Yang ketiga, Alhamdulillah karena kita mendapatkan pria soleh, hehhehehe... mana ada coba orang milih pasangan yang gak soleh,,, makanya segera bersyukur klo dapet pria soleh ^^

Setelah mengucapkan Hamdallah, maka ucapkanlah Subbhanallah karena kekuasaan Allah yang begitu besar menciptakan manusia berpasang-pasangan, dan teruslah mengingat kebesaran-Nya.

Kemudian beristgfarlah sepuas-puasnya,,, untuk yang satu ini pastilah kita tau apa alasannya,,, hehehhe....

Kita pastilah tau bagaimana adab pergaulan antara akhwat dan ikhwan, yang udah jelas gak ada ajaran ‘pacaran’ dalam islam, namun fenomenya banyak hubungan lawan jenis yang berkedok,,, hhohooo... 
tau dong maksud saya berkedok? Yang bilang gak klo pacaran, tapi berstatus kakak-ade, atolah bilang sodaraan,, ato apalah temen tapi sikap dan perilakunya tidak jauh berbeda dengan orang berstatus pacaran.
Nah, yang saya pikirkan, sebenernya, mereka malu dengan ‘status’ ato dengan ‘perilaku’, hohohohoo.. whateverlah jawabanya, hehehe, yg pasti... bukan sesuatu hal yg baik bersembunyi dlm sbuah status (hahhahahahhaa... berasa saya tau ammaat,,, correct me if I’m wrong yaaa ^^)

Kita semua tau dong klo ‘pacaran’ itu dosa (cara gampang nyebutnya gitu, daripada muter2, hehehe) pertanyaanya adalah: kenapa pacaran dosa? Jawaban pertama pasti karena ‘pacaran’ mendekati zina (hehehe, prediksi saya saja). yuk kita telesik lebih dalam, alasan lain yang mungkin membuat pacaran itu dosa... 
coba deh kita bayangkan neh, seandainya kita punya pacar, cowo yang soleh,,, terus pacaran sama kita, otomatis dia sering melihat kita (dosa), memandang kita (dosa lagi), membayangkan kita (olah dosa), belum lagi memikirkan hal-hal negatif tentang kita (dosaaaa), kita gak bisa menjaminkan pikiran laki-laki itu kemana saat atopun tidak dengan kita,,, dia berdosa karena melakukan hal-hal yang saya sebutkan tadi, dan kita juga ikut berdosa karena mendukung dan menjadi penyebab laki-laki soleh berbuat dosa. Jadi udah gak ada batasan lagi mau apapun statusnya jika kondisinya seperti ini, maka kita saling mendukung dalam kemaksiatan. Naudzubillah. Lindungi kami Ya Robb.

Oya, saya juga pernah dengar, saat kita mendekatkan diri pada suatu perzinaan seperti berduaan dengan lawan jenis, maka ia sama dengan membuka pintu setan untuk mendekatinya, bahkan dua orang yang sudah dipastikan akan menikah tapi belum menikah, kemudian berduaanpun, sama dengan menbukakan pintu setan dalam rumah tangganya... hmmmm,,,, begitu Allah benar-benar menjaga kita semua dari perbuatan zina ya, Subbhanallah.

Pacaran menandakan kita tidak percaya pada Allah, bukankah Allah sudah memberikan jodoh untuk kita? Jodoh yang sudah pasti, dan tidak mungkin terganti, so? Buat apa coba-coba?? Hehehhee


Eh, saya menulis artikel ini bukan karena saya SOK SUCI yaaa,,, hehehhe... saya juga merasakan semua ini, makanya saya menulis artikel ini, biar pembaca semua bisa tau, bagi yang belum sadar bisa sadar dan tau kebenaran n  ajaran Allah dan bagi yang sudah sadar semakin yakin dg kesadarannya. Amiiin...

Keep great relationship with everyone ^^
Read More..