“kak! Aku belum dapet lhooo” “Kak, aku minta dua kak” “Kak, aku kak, aku....”
yaaah,, kok jilbabnya dilepas :(( |
Begitulah teriak anak-anak itu saat seorang teman membagikan permen empuk untuk mereka. Berebut dan berteriak seoalah tidak ada jatah masing-masing. Aku hanya duduk melihat mereka, lalu kembali pada konsentrasiku. Di depanku sedang ada seorang anak yang mengeja satu-satu huruf hijaiyah. Dia melafalkan dengan cepat. “Jangan cepat-cepat dek bacanya, ulangi yang ini masih belum benar” kataku. “aaaah, kakaaakk, jangan diulang-ulang mulu, aku nanti gak kebagian permennya” jawabnya. Aku hanya tersenyum. Kubantu ia mengeja, segera setelah ejaan terakhir, ia berlari menghampiri jatah permennya.
Itulah yang aku ingat ketika awal aku bergabung bermain dan belajar bersama mereka di TPA Al Ikhlas. Sebuah TPA yang bertempat di sebuah Mushalla kecil di dekat kampus. Jauh dari kata layak, tapi begitu salut dengan semangat mereka belajar. Aku sendiri merasa malu jika mengingat keadaanku yang pasang-surut semangat belajarnya. Maka dari sinilah kisahku bersama mereka dimulai.
Setiap hari setalah Solat Magrib aku berjalan menuju TPA ini, mereka begitu semangat padahal aku, datang sering terlambat, bahkan kadang SOK SIBUK sampe tidak datang pada jadwal yang sudah aku tulis sendiri. Padahal kegiatanku di sini juga tidak berat-berat amat. Ya menyimak mereka mengaji IQRA, membantu mereka mengerjakan PR, atau sekedar mendengarkan curhat mereka. Hmmmm, aku belajar banyak hal dari mereka.
ngerjain PR IPS |
Kesabaran. Ternyata tidak mudah ‘hanya menyimak’ mereka membaca huruf-huruf itu. tentulah kita juga berkewajiban membenarkan jika salah, dan mengajari jika mereka belum bisa. Okelah mungkin lempeng aja klo ketemu anak yg memang sudah lancar membacanya, tapi berbeda yang masih belum lancar. Aku pernah menghabiskan waktu ngajar untuk mengajari salah seorang dari mereka membaca IQRO satu halaman. Subbhanallah, perjuangan anak itu luar biasa. Padahal aku menyuruhnya mengulang tiga sampai empat kali tapi dia menurut saja. salut luar biasa.
belajar bahasa inggris |
Kesabaran dalam bentuk lain adalah ketika mereka meminta untuk mengerjakan PR. Mungkin sudah kultur masyarakat Indonesia, selalu bertanya sebelum membaca (termasuk saya.hehehe) jadi kesannya mereka tdk berusaha tapi sudh menyerah. Wah, klo pelajaran macam IPS atau PKn tentu aku juga udah luping dan harus baca dulu, hehehhee.. artinya disini, pengetahuan umum juga harus bisa diandalkan. Belum lagi klo mereka meminta dibantu mengerjakan PR MTK macam FPB,KPK.. hehehe.. jadi kangen adek saya dirumah :D Klo anaknya masih SD sih masih ngerti pelajarannya, tapi klo udah SMP, hehehe... yakin, saya jadi belajar MTK SMP lagi demi bisa mengajari mereka.hahahaha. #ketauan deh begonya :p
Saya senang melihat mereka bersemangat belajar sekaligus malu sama mereka, apalagi klo udah jadwal hapalan. Untuk kelas Al Quran, tentu ada jadwal hapalan... wex? Padahal saya sendiri lumayan kesulitan klo disuruh hapalan,hiks (#help) jadi merasa malu banget klo mereka hapalan di depan saya...hwahwhawhhwa.. “ayo semangaat naaaak,, anak kecil aja bisa masa kamu gak bisa” begitulah kata salah seorang teman saya. Ayoo upgrade terus ilmumu! :D
Seiring berjalannya waktu, aku juga belajar sebuah konsistensi. Ketika suatu hari aku bertanya pada mereka tentang pengajar yang datang mereka menjawab “kak, klo dateng yg tepat waktu ya.. masa telat terus. Udah gitu kadang ada pengajarnya kadang enggak, kan kita udah nunggu kakak”. Pernyataan yang lumayan membuatku sadar bahwa konsistensiku untuk bersama mereka harus aku jaga. Yah, meskipun dalam TPA ini tidak ada ttd Surat Pengikatan Amanah seperti wajihah lainnnya, tapi toh amanah ini akan aku pertanggungjwabkan juga nanti. “ini adalah jalan dakwahmu yang tidak akan putus amalnya meskipun kamu sudah tiada” itu adalah kata-kata mas’ul TPA padaku. Ayoo,,, gunakan amanahmu sebagai jalan mendekatkan diri padaNya. Semangat deeh ngajar sekarang.. NO TELAT again, NO BOLOS again :)
foto dulu di gedung baru :) |
Oke, mari berlanjut ke aktivitas berikutnya,,, seorang ikhwan menyebut ini adalah ‘tadabur Alam’ intinya ngajak anak-anak TPA jalan-jalan, yaaah bukan jalan-jalan yang ke tempat wisata. Hanya berkeliling kampus mereka udah senang sekali. Subbhanallah, mereka girang banget, sampe tanya ini itu, hehehehe... saya jadi inget, dulu klo masa liburan dateng, pasti ngambek klo gak diajak jalan-jalan ke tempat wisata. Tambah malu deeh sama mereka yang bisa ‘nerimo’ meskipun CUMA jalan ke kampus bawa snack yg gak banyak dan bekal air minum. Mereka memang bukan anak-anak dari golongan mampu, bahkan pernah saya melihat salah satu ade TPA sedang membantu orangtuanya berjualan sepulang mengaji,,, walah kebayang, aku dulu waktu seumur itu, isinya Cuma main. Betapa beruntungnya aku Ya Allah...........
mejeng di gedung paling bagus di kampus saya :D |
Sekali-kali pengen ngajak mereka jalan-jalan beneran, hmmm,, ketempat wisata... mereka requestnya ‘renang’ buset daah,, gak sanggup tanggangjwabnya gede itu,hehehhe.... nantilah dipikirkan sama pengajar lain aja, aku nyumbang ide wae :p
Waaah,, masih banyak yang mau aku ceritain tentang mereka tapi ini kok udah panjang bangeet,,, hwwhewehwhewe.... TO BE CONTINUE dulu kali yaaa ^ ^
Siapapun yang sudah membaca tulisan saya ini, semangat yuuk.. lihat banyak orang yang pas-pasan bahkan serba kurang tidak pernah merasa dirinya rendah... lucu, jujur, dan lugu. Itulah mereka :)
Nice Post an,, ^_^
BalasHapusheheheh,, tengkyiiuu :)
BalasHapusseorang ikhwan di cerita itu siapa..?
BalasHapusharus disebutkankah?hahaha
BalasHapus